Friday, September 23, 2011

DEFINISI KARBURATOR

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap mobil stock. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.  

Sejarah dan Pengembangan
Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz . Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif. Karburator umum digunakan untuk mobil berhahan bakar bensin sampai akhir 1980-an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar. Arah aliran udara 
1.Aliran turun (downdraft), udara masuk dari bagian atas karburator lalu keluar melalui bagian bawah karburator. 
2.Aliran datar (sidedraft), udara masuk dari sisi samping dan mengalir dengan arah mendatar lalu keluar lewat sisi sebelahnya. 
3.Aliran naik (updraft), kebalikan dari aliran turun, udara masuk dari bawah lalu keluar melalui bagian atas.


gambar :










Barel 
Barel adalah saluran udara yang didalamnya terdapat venturi. a.Single barel, hanya memiliki satu barel. Umumnya digunakan pada sepeda motor atau mobil dengan kapasitas mesin kecil. b.Multi barel, memimiliki lebih dari satu barel (umumnya dua atau empat barel), untuk memenuhi kebutuhan akan aliran udara yang lebih besar terutama untuk mesin dengan kapasitas mesin yang besar.  

Macam Venturi 
a.Venturi Tetap, pada tipe ini ukuran venturi selalu tetap. Pedal gas mengatur katup udara yang menentukan besarnya aliran udara yang melewati venturi sehigga menentukan besarnya tekanan untuk menarik bahan bakar.
b.Venturi bergerak, pada tipe ini pedal gas mengatur besarnya venturi dengan menggunakan piston yang dapat naik-turun sehingga membentuk celah venturi yang dapat berubah-ubah. Naik-turunnya piston venturi ini disertai dengan naik-turunnya needle jet yang mengatur besarnya bahan bakar yang dapat tertarik serta dengan aliran udara. Tipe ini disebut juga "tekanan tetap" karena tekanan udara sebelum memasuki venturi selalu sama.  

Prinsip Kerja 
Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin kecil tekanan statis-nya namun makin tinggi tekanan dinamis-nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung mengendalikan besarnya aliran bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas sebenarnya mengendalikan katup dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran udara yang dapat masuk kedalam ruang bakar. Udara bergerak dalam karburator inilah yang memiliki tekanan untuk menarik serta bahan bakar masuk kedalam ruang bakar. Kebanyakan mesin berkarburator hanya memiliki satu buah karburator, namun ada pula yang menggunakan satu karburator untuk tiap silinder yang dimiliki. Bahkan sempat menjadi trend modifikasi sepeda motor di Indonesia penggunaan multi-carbu (banyak karburator) namun biasanya hal ini hanya digunakan sebagai hiasan saja tanpa ada fungsi teknisnya. Mesin-mesin generasi awal menggunakan karburator aliran keatas (updraft), dimana udara masuk melalui bagian bawah karburator lalu keluar melalui bagian atas. Keuntungan desain ini adalah dapat menghindari terjadinya mesin banjir, karena kelebihan bahan bakar cair akan langsung tumpah keluar karburator dan tidak sampai masuk kedalam intake mainfold; keuntungan lainnya adalah bagian bawah karburator dapat disambungkan dengan saluran oli supaya ada sedikit oli yang ikut kedalam aliran udara dan digunakan untuk membasuh filter udara; namun dengan menggunakan filter udara berbahan kertas pembasuhan menggunakan oli ini sudah tidak diperlukan lagi sekarang ini. Mulai akhir 1930-an, karburator aliran kebawah (downdraft) dan aliran kesamping (sidedraft) mulai popouler digunakan untuk otomotif.  

Operasional Pada setiap saat beroperasinya, karburator harus mampu: 
1.Mengatur besarnya aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar 
2.Menyalurkan bahan bakar dengan jumlah yang tepat sesuai dengan aliran udara yang masuk kedalam ruang bakar sehingga rasio bahan bakar/udara tetap terjaga. 
3.Mencampur airan udara dan bahan bakar dengan rata dan sempurna.  

Dasar Karburator 
Karburator pada dasarnya merupakan pipa terbuka dikedua ujungnya, dalam pipa ini udara bergerak menuju intake mainfold menuju kedalam mesin/ruang bakar. Pipa ini berbentuk venturi, yaitu dari satu ujung permukaannya lebar lalu menyempit dibagian tengah kemudian melebar lagi di ujung satunya. Bentuk ini menyebabkan kecepatan aliran udara meningkat ketika melewati bagian yang sempit. Pada tipe venturi tetap, diujung karburator dilengkapi dengan katup udara berbentuk kupu-kupu yang disebut sebagai throttle valve (katup gas), yaitu semacam cakram yang dapat berputar untuk menutup dan membuka pergerakan aliran udara sehingga dapat mengatur banyaknya campuran udara/bahan bakar yang masuk dalam ruang bakar. Banyaknya campuran udara/bahan bakar inilah yang menentukan besar tenaga dan/atau kecepatan gerak mesin. Pedal gas, atau pada sepeda motor, grip gas dihubungkan langsung dengan katup ini melalui kabel. Namun pada tipe venturi bergerak, keberadaan katup ini tidak ditemukan karena yang mengatur besarnya aliran udara/bahan bakar adalah ukuran venturi itu sendiri yang dapat berubah-ubah. Pedal atau grip gas dihubungkan dengan piston yang mengatur celah sempit dalam venturi.
Bahan bakar disemburkan kepada aliran udara melalui saluran-saluran kecil yang terdapat dalam ruang sempit dalam venturi. Tekanan rendah dari udara yang bergerak dalam venturi menarik bahan bakar dari mangkuk karburator sehingga bahan bakar ini tersembur dan ikut aliran udara. Saluran-saluran ini disebut jet.

Baca Selengkapnya ....

Friday, April 1, 2011

JANGKA SORONG


Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm. Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.


Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm

Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Jangka Sorong dibagi menjadi 2 macam yaitu Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm, dan Jangka sorong manual


1. Mengukur diameter luar

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
* Catatlah hasil pengukuran anda

2. Mengukur diameter dalam

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
* Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
* Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
* Catatlah hasil pengukuran anda

3. Mengukur kedalaman

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
* Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang L = xo ­+ Dx

Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm

Kegunaan Dari Jangka Sorong
1.Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
2.Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
3.Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur.

Baca Selengkapnya ....

Friday, March 25, 2011

Seputar Pelek


Teman dalam hal ini saya akan menjelaskan sedikit tentang PELEK. Apabila ada kesalahan mohon kritikannya & saran Anda.
Pelek adalah bagian dari roda yang berfungsi untuk menerima berat dan semua beban (gaya) yang ditimbulkan oleh kondisi jalan. Oleh karena itu pelek dituntut harus :
1.Kuat dan ringan
2.Dapat memindahkan panas dengan baik (rem, gesekan ban)
3.Perawatan mudah

Fungsi pelek pada mobil tentunya sangat penting namun pentingnya komponen ini tak diimbangi dengan perhatian pengguna.
Selain mempercantik tampilan mobil, pelek juga memiliki tugas yang sangat berat karena harus menopang bobot mobil sekaligus sebagai tumpuan saat mobil bergerak di segala permukaan jalan.

Sering terlihat sebuah mobil menggunakan pelek bukan bawaan pabrik alias aftermarket. Memang sah-sah saja selama pelek tersebut bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Namun untuk beberapa kondisi, pemilik mobil sering memaksakan pelek yang tidak seharusnya. Misalnya lebar pelek yang keluar dari kolong sepatbor, diameter pelek terlalu besar atau lebar ban yang tak sesuai dengan lebar pelek. Nah, jika pelek Anda rusak misalnya, selain tidak enak dilihat juga menggangu performa.

Kerusakan yang kerap diderita pelek adalah retak halus atau retak rambut umum terjadi pada pelek berumur. Kalaupun pelek masih baru, retak rambut tetap bisa terjadi karena melibas aspal berlubang. Posisi retak halus biasanya di bibir pelek sebelah dalam. Bagian ini paling mudah kena benturan benda keras. Namun jangan khawatir. Anda cukup melakukan las argon. Jika retak cukup banyak, lebih baik ganti baru. Tarif rekondisi Rp 250 ribuan.

Selain itu, pelek juga bisa kena jamur. Posisinya memang sangat mudah terkena air. Untuk membersihkannya, gunakan cairan kimia. Setelah itu baru dipoles pakai wax. Namun jika sudah jamuran, paling ampuh dengan menggarap permukaan berjamur tadi pakai amplas. Sebab jamur itu ada di balik lapisan pernis pelek. Jadi pernis harus dikerok terlebih dulu. Setelah itu dipoles pakai langsol (batu hijau) supaya kembali mengilap. Langkah terakhir lapis ulang pakai pernis.

Baca Selengkapnya ....

FUNGSI BAN


Taukah teman ???? Apa itu fungsi dari ban ?? yang sering kita gunakan setiap hari pada kendaraan kita !!
Dalam hal ini saya akan menjelaskan sdikit tentang FUNGSI DARI BAN !!
Secara umum, fungsi dari ban untuk semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat atau lebih, truck bahkan sepeda sekalipun tetap sama yaitu:
1. Menahan Beban.
Dalam hal ini, tekanan angin dalam ban adalah yang paling berpengaruh.
2.Meredam Guncangan.
Sama seperti pada fungsi menahan beban, dalam fungsi ini tekanan angin, dan juga type ban (radial/steel cord ply atau bias/nylon ply) adalah yang paling berpengaruh. Fungsi meredam guncangan pada ban type radial ply lebih baik dibandingkan pada ban type bias ply.
3.Meneruskan fungsi pengereman dan traksi ke permukaan jalan.
Dalam fungsi ini, yang paling berpengaruh adalah jenis pattern atau kembangan dari ban, atau yang dalam bahasa awam disebut batik dari ban.
4.Mengendalikan arah gerak.
Dalam fungsi ini, yang paling berpengaruh adalah jenis pattern atau kembangan dari ban.

Baca Selengkapnya ....

Monday, March 7, 2011

MESIN BALANCING BAN


Balancing.
Lingkaran yang "sempurna" kalau diputar pada porosnya seharusnya akan terlihat seakan-akan diam. Sayangnya ban (tire) termasuk velg tidak bundar sempurna, ditambah lagi kepadatan material di ban (tire) dan velg tidak sempurna. Sehingga kalau diputar pada porosnya bakalan bergerak-gerak, ntah bergerak naik-turun atau kiri-kanan dan gerakain ini akan kita rasakan sebagai getaran. Untuk masalah tidak bundar sempurna udah ga bisa diapa-apain lagi, asal ga parah benjolnya ya masih ok, yang lebih bisa dikendalikan adalah beratnya. Caranya bagian yang lebih ringan ditambahin bobotnya dengan timah. Dipasang sedemikian biar distribusi bobotnya lebih merata, semakin merata semakin bagus, tentu saja timah yang dipasang seoptimal mungkin jangan terlalu banyak juga bisa-bisa malah keberatan timah. Prosesnya ya ban plus velg di lepas dipasang di alat balancing untuk diputar, ntar alatnya kasi tau operatornya sisi mana lebih berat dan seberapa selisihnya. Si Operator pasang timah, dites lagi dan seterusnya sampai didapat "seseimbang" mungkin. Nah di sini terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi hasilnya adalah Alatnya baik dari segi kualitas dan kalibrasinya, dan juga dipengaruhi oleh Operatornya.
Diharapkan dari proses balancing ini ban jadi tidak bergetar, sejalan waktu tentu ban tentu terkikis oleh jalan yang tentu saja akan berpengaruh kepada bobot, demikian juga dengan timah yang ditempel apakah ada yang terlepas atau tidak yang akhirnya juga berpengaruh kepada bobot. Pembelian ban atau velg baru pun juga pasti akan berpengaruh kepada bobot. Karenanya perlu di Balance Ulang.

Finish Balance
Proses balancing dilakukan dengan cara melepas roda dan memutar pada alat balancing. Proses ini ada keterbatasan akurasinya. Pada kecepatan yang tinggi (biasanya orang berpatokan pada kecepatan lebi dari 100kpj) apabila dirasa getar maka proses yang dilakukan adalah Finish Balance. Proses ini setelah ban dibalance biasa, selanjutnya dipasang pada mobil dan diputar pada mobil untuk diatur keseimbangan total. Dalam hal ini yang turut mempengaruhi adalah bearing roda, hub roda bahkan lugnut atau mur roda pun juga ikut terputar. Idenya sama dengan Balancing yaitu mencari distribusi bobot terbaik agar roda tidak bergetar saat diputer, perbedaannya adalah ketelitiannya karena ditambahkan faktor lain selain ban (tire) dan velg.

Baca Selengkapnya ....

Saturday, March 5, 2011

MENGENAL LAS LISTRIK


Las listrik merupakan proses penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Pengelasan dengan tenaga listrik dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala listrik.

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan benda yang akan disambung. Kemudian dengan tekanan yang akan diberikan, kedua bahan akan menyatu.

Las busur nyala listrik adalah pengelasan dengan cara mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda kerja dengan membangkitkan busur nyala listrik melaui sebuah elektroda. Arus yang digunakan untuk pengelasan dapat berupa arus AC maupun DC, tergantung mesin las yang digunakan.Arus AC arah arusnya bolak-balik dan bukan searah.Karena Arusnya bolak-balik kita bisa kesetrum.Sedangkan arus DC Arah arusnya searah sesuai kutub baterainya.Apabila kita pegang tidak kesetrum tetapi hanya panasBahan yang digunakan untuk las busur listrik adalah elektroda. Elektroda akan dialiri oleh arus listrik untuk menghasilkan nyala busur yang akan melelehkan elektroda sampai habis. Jenis dan macam elektroda sangat banyak, sehingga perlu pemilihan jenis elektroda dengan benar. Berdasarkan selaput pelindungnya elektroda dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput. Elektroda berselaput terdiri dari inti dan pelapis atau fluks. selaput pelindung akan terbakar dan menghasilkan gas CO2 yang berfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja dari udara luar. Udara luar mengandung oksigen yang dapat menyebabkan terjadinya oksidasi sehingga akan mempengaruhi kekuatan mekanis hasil pengelasan.

Baca Selengkapnya ....

MENGENAL TENTANG LAS KARBIT


Anda pernah memperhatikan sekeliling, di sekitar rumah kita. Pada saat anda membuat pagar rumah dari besi tempa atau membuat teralis untuk pengaman jendela rumah. Pasti tidak terlepas dari apa yang dinamakan las. Biasanya untuk model las yang di gunakan oleh Bengkel Las adalah merangkai besi lebih kuat dan terjamin bila menggunakan las jenis listrik. Tapi sebelum perkembangan las listrik menjamur, dahulu ada sejenis las yang menggunakan gas sebagai bahan bakar. Atau istilah yang lebih keren adalah las MDQ. Ada juga yang menyebut las karbit. Apa sebenarnya MDQ?

Sebelum beranjak ke istilah MDQ ada baiknya kita melihat gas sebagai bahan bakarnya. Jenis las ini menggunakan campuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam hal ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lainnya sebagai bahan bakar (fuel gas). Yang sering digunakan sebagai bahan bakar dibengkel adalah gas Asetelin, berasal dari kata “acetylene” dengan rumus kimia C2H2. Gas ini memiliki kelebihan dibanding dengan gas bahan bakar lainnya, diantaranya menghasilkan temperatur nyala api yang lebih tinggi , baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.

Seperti disebutkan, gas Asetilen merupakan jenis gas yang paling banyak digunakan sebagi bahan pencampuran dengan gas Oksigen. Jika gas Asetilen digunakan sebagi gas pencampur maka seringkali proses pengelasan disebut dengan las karbit. Gas Asetilen ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu Kalsium KARBIDA (orang-orang menyebut karbit) dengan air. Jadi jika Kalsium Karbida ini disiram atau dicelupkan ke dalam air maka akan terbentuk gas Asetilen. Jadi penyebutan nama las karbit hanya untuk mencirikan bahwa gas yang digunakan salah satunya adalah gas Asetilen.Selain dikenal dengan nama las karbit, kadang-kadang masyarakat umum menyebut kan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama.

Untuk dapat melakukan pengelasan dengan cara las gas, diperlukan peralatan seperti tabung gas Oksigen dan tabung gas Asetilen, katup tabung, regulator (pengatur tekanan gas), selang gas dan torch (brander). Kedua gas Oksigen dan Asetilen keluar dari masing-masing tabung dengan tekanan tertentu, mengalir menuju torch melalui regulator dan selang gas. Setelah sampai di torch kedua gas tercampur dan akhirnya keluar dari ujung nosel torch. Dengan bantuan pematik api, campuran gas yang keluar dari ujung nosel membentuk nyala api denagn intensitas tertentu

Nah sudah paham kan sekarang.., jadi apa yang sebenernya di tulis di Bengkel Las dengan MDQ hanyalah salah satu jenis merek bahan bakar untuk gas la situ sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan istilah ilmiah dalam las gas atau karbit.

Baca Selengkapnya ....
Template by : kendhin x-template.blogspot.com